Skip to main content

Daya Tarik Gimmick Capres versus Visi Misi & Pengaruhnya untuk pemenangan Pilpres 2024

 Belakangan ini kampanye calon presiden Indonesia dihebohkan dengan gimik gemoy dari Prabowo Subianto, yang biasanya dikaitkan dengan gaya Prabowo saat berpidato, bahkan muncul lagi ketika Prabowo sedang berdebat dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, yaitu berjoget gaya gemoy pada debat perdana yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum. 

Sementara itu Ganjar Pranowo juga punya gimik yang berbeda, begitu pula Anies Baswedan. Lalu apa pengaruh gimik dari seorang kandidat presiden, dan bagaimana pengaruhnya pada para calon pemilih? 

Pengaruh gimik atau gimmick dari pasangan calon presiden Indonesia 2024 versus visi misi dari masin-masing pasangan calon antara Prabowo Subianto, Ganjar Mahfud dan Anies Cak Imin dalam pengaruhnya untuk memenangkan pemilu presiden 2024 masih belum bisa dipastikan. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan dalam menilai pengaruh masing-masing faktor tersebut.


 Gimmick

 Gimmick adalah strategi komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian publik. Dalam konteks kampanye politik, gimmick bisa berupa berbagai hal, seperti slogan, tagline, penampilan, atau bahkan aksi teatrikal. Gimmick bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang belum memiliki ketertarikan politik yang kuat.

 Dalam pemilu presiden 2024, ada beberapa pasangan calon yang menggunakan gimmick sebagai strategi kampanyenya. Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka misalnya, menggunakan gimmick "Gemoy" untuk menarik perhatian publik. Gimmick ini berupa video pendek yang menampilkan Prabowo dan Gibran sedang bercanda dan bernyanyi. Video ini menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari masyarakat, terutama dari kalangan milenial.

 Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD juga menggunakan gimmick dalam kampanyenya. Pasangan ini menggunakan gimmick "Ganjar Ngontel" untuk menunjukkan bahwa Ganjar adalah sosok yang merakyat. Gimmick ini berupa video pendek yang menampilkan Ganjar sedang bersepeda bersama masyarakat. Video ini juga menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari masyarakat.

 Pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin juga menggunakan gimmick dalam kampanyenya. Pasangan ini menggunakan gimmick "Anies Cak Imin, Satu Indonesia" untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang menyatukan bangsa. Gimmick ini berupa video pendek yang menampilkan Anies dan Cak Imin sedang bersatu. Video ini juga menjadi viral dan mendapat banyak perhatian dari masyarakat.

 Visi Misi

 

Visi misi adalah program kerja yang akan dilaksanakan oleh calon presiden jika terpilih. Visi misi adalah faktor yang paling penting dalam penilaian pemilih terhadap calon presiden. Pemilih akan menilai apakah visi misi calon presiden tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

 Dalam pemilu presiden 2024, semua pasangan calon memiliki visi misi yang menarik. Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki visi misi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan sejahtera. Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki visi misi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur. Pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin memiliki visi misi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang bersatu dan maju.

 

Daya Tarik

 Gimmick dan visi misi memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Gimmick memiliki daya tarik yang bersifat instan dan cepat. Gimmick bisa menarik perhatian publik dalam waktu singkat. Namun, daya tarik gimmick bisa cepat memudar jika tidak didukung oleh visi misi yang kuat.

 Visi misi memiliki daya tarik yang bersifat jangka panjang. Visi misi bisa menarik perhatian publik jika visi misi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Visi misi juga bisa menjadi dasar untuk penilaian kinerja calon presiden jika terpilih.

 Pengaruh terhadap Kemenangan

Jika gimmick atau gimik begitu penting di era media sosial ini, apakah gaya dan gimik gemoy dari Prabowo Subianto yang pernah dua kali dikalahkan oleh Presiden Jokowi ini pada Pilpres 2014 dan 2019 ini bisa mengantar pasangan Prabowo Gibran untuk terpilih sebagai RI 1 dan RI 2, juga bekantor di Ibukota Nusantara atau IKN?

 Pengaruh gimmick dan visi misi terhadap kemenangan pemilu presiden 2024 masih belum bisa dipastikan. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan dalam menilai pengaruh masing-masing faktor tersebut.

 Faktor pertama adalah tingkat kesadaran politik masyarakat. Jika tingkat kesadaran politik masyarakat tinggi, maka masyarakat akan lebih mempertimbangkan visi misi calon presiden dalam menentukan pilihannya. Sebaliknya, jika tingkat kesadaran politik masyarakat rendah, maka masyarakat akan lebih mudah terpengaruh oleh gimmick.

 Faktor kedua adalah kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Jika kondisi ekonomi dan sosial masyarakat sedang sulit, maka masyarakat akan lebih memilih calon presiden yang memiliki visi misi untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi dan sosial masyarakat sedang baik, maka masyarakat akan lebih memilih calon presiden yang memiliki visi misi untuk menjaga kondisi tersebut.

 Faktor ketiga adalah isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Jika ada isu-isu yang sedang hangat di masyarakat, maka isu-isu tersebut bisa menjadi faktor penentu dalam pemilihan presiden. Calon presiden yang bisa memanfaatkan isu-isu tersebut dengan baik bisa memiliki peluang yang lebih besar untuk menang.

 Berdasarkan faktor-faktor tersebut, bisa disimpulkan bahwa gimmick dan visi misi memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap kemenangan pemilu presiden 2024. Gimmick bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang belum memiliki ketertarikan politik yang kuat. Namun, daya tarik gimmick bisa cepat memudar jika tidak didukung oleh visi misi yang kuat. Visi misi memiliki daya tarik yang bersifat jangka panjang dan bisa menjadi dasar untuk penilaian kinerja calon presiden jika terpilih.

Pemilih yang cerdas dan waras, tentu akan lebih mengutamakan janji kampanye yang dibungkus dalam visi misi yang isinya masuk akal dan realistis untuk diwujudkan, bukan hanya terpesona pada gimmick semata.

Ibarat semboyan Televisi Republik Indonesia atau TVRI pada jaman dahulu menjelang acara manasuka siaran niaga, pastikan agar "Teliti Sebelum Membeli". Analogi sederhananya, teliti sebelum memilih. 

Comments

Popular posts from this blog

Membongkar Kebijakan Infrastruktur Jokowi: Apa yang Telah Dicapai dan Masih Dibutuhkan?

  Presiden Joko Widodo atau terkenal dengan sapaan Jokowi, lahir pada tanggal 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Sebelum menjabat sebagai Presiden, Jokowi pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo dari tahun 2005 hingga 2012 dan Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2012 hingga 2014. Jokowi juga merupakan salah satu pengusaha sukses yang memiliki bisnis mebel dan tekstil sebelum terjun ke dunia politik. Jokowi terpilih pertama kali sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014 dengan meraih 53,15% suara dari total jumlah pemilih. Ia kemudian terpilih kembali sebagai Presiden pada Pemilu 2019 dengan perolehan suara sebesar 55,5%.  Selain pembangunan infrastruktur yang masif, Presiden Jokowi juga dikritik karena melanjutkan pembangunan IKN, Ibukota Nusantara (Image: banggai.pikiran-rakyat.com) Sejak periode pertama memerintah Presiden Jokowi telah mengimplementasikan berbagai program prioritas seperti pembangunan infrastruktur, pembenahan birokrasi, pembenahan dan peningkatan investasi

Mengulik Rekam Jejak Ganjar Pranowo, Prabowo & Anies Baswedan Sebelum Pilpres 2024

 Sebelum menentukan pilihan calon presiden yang paling tepat, adalah penting untuk mengulik siapa dan bagaimana para bakal calon presiden yang akan berlaga pada Pilpres 2024 mendatang, baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan. Siapa di antara mereka yang paling pantas dan punya rekam jejak yang paling mumpuni untuk menjadi Presiden Indonesia, penerus Presiden Joko Widodo? (Image: lingkar.co) Rekam jejak Ganjar Pranowo dibidang politik: Ganjar Pranowo memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Wonosobo pada tahun 1998. Ia kemudian terpilih sebagai anggota DPR RI pada tahun 2004, 2009, dan 2014. Pada tahun 2013, Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah dan kembali terpilih untuk periode kedua pada tahun 2018. Selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat dan memiliki banyak program unggulan, seperti program "Petani Milenial", "Jateng Gayeng", dan "Beasiswa Jateng Hebat"